JAKARTA - Suasana Rapimnas Kadin berubah tegang ketika keluhan keras dari pelaku usaha konstruksi baja disampaikan langsung kepada Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa. Momen itu menjadi sorotan karena para pelaku industri merasa impor baja siap pasang yang masuk ke Indonesia telah menekan bisnis mereka secara signifikan.
Isu itu mencuat ketika Ketua Umum Indonesia Society of Steel Construction (ISSC), Budi Harta Winata, mengambil kesempatan menyampaikan aspirasi dalam sesi tanya jawab. Ia menyatakan bahwa gempuran baja jadi impor telah membuat banyak perusahaan konstruksi lokal terpaksa merumahkan tenaga kerja.
Keluhan ini disampaikan Budi di hadapan para petinggi Kadin dan para pemangku kepentingan pemerintah pada Senin (1 Desember 2025). Ia menekankan bahwa efeknya sudah menyentuh titik yang mengancam keberlangsungan industri konstruksi baja dalam negeri.
Menurut Budi, persoalan tersebut sebenarnya tidak langsung terkait dengan keputusan menteri, namun karena Bea Cukai bernaung di bawah Kementerian Keuangan, ia meminta agar Purbaya turun tangan. Budi berharap pengawasan terhadap keluar masuk barang bisa dilakukan dengan lebih ketat agar impor tidak merugikan industri lokal.
Keluhan itu memunculkan diskusi menarik di dalam forum karena menggambarkan kondisi nyata yang dihadapi ribuan pekerja baja nasional. Para pelaku usaha berharap pemerintah memperhatikan dampak sosial yang timbul akibat derasnya barang impor.
Dampak Serius Industri Baja Lokal akibat Masuknya Produk Siap Pasang
Dalam penjelasannya, Budi menuturkan bahwa impor yang masuk bukan sekadar bahan baku melainkan baja konstruksi siap pasang. Jenis baja tersebut langsung dapat digunakan untuk pembangunan gedung, gudang, pabrik, dan mal sehingga menyisihkan pekerjaan yang biasanya dilakukan bengkel las lokal.
Budi mengatakan perusahaan-perusahaan konstruksi baja lokal kehilangan kesempatan kerja karena proyek-proyek yang dulu menjadi ladang pemasukan kini lebih banyak dikerjakan menggunakan produk impor. Kondisi ini membuat banyak tenaga kerja kehilangan pendapatan dan mencoba bertahan di tengah penurunan permintaan.
Ia mencontohkan kondisi yang terjadi di perusahaannya, PT Artha Mas Graha Andalan, yang sebelumnya mempekerjakan sekitar 1.000 juru las. Dengan derasnya impor, perusahaan hanya mampu mempertahankan 70 orang pekerja, sehingga lebih dari 900 karyawan harus dirumahkan.
Menurutnya, situasi tersebut sangat memprihatinkan karena menyangkut nasib pekerja yang sudah lama menggantungkan hidup dari industri konstruksi baja. Budi berharap pemerintah memberikan perlindungan melalui regulasi yang lebih ketat terkait izin impor.
Dalam forum itu, ia menyebutkan bahwa gudang-gudang dan bangunan besar yang sedang dibangun kini banyak menggunakan produk impor. Pernyataan itu memantik perhatian Purbaya karena mencerminkan pergeseran signifikan dalam rantai pasok konstruksi nasional.
Budi menggarisbawahi bahwa pekerjaan yang seharusnya menjadi kesempatan bagi bengkel las dan para tukang las dalam negeri justru hilang karena derasnya impor konstruksi baja siap pasang. Keluhan itu disampaikan secara lugas karena industri lokal merasa tidak lagi memiliki ruang bersaing.
Purbaya Janji Pelajari: Evaluasi Bea Cukai Menjadi Fokus Utama
Menanggapi keluhan tersebut, Purbaya menyatakan akan memelajari masalah yang dihadapi industri baja itu secara langsung. Ia mengaku akan meninjau pelaksanaan pengawasan Bea Cukai di lapangan untuk mengetahui apakah ada kelalaian dalam proses masuknya barang impor.
Purbaya menuturkan bahwa informasi yang ia terima dari bawahannya seringkali berbeda dengan kenyataan di lapangan. Ia menceritakan bahwa ketika bertanya soal impor baja, laporan resmi menyebutkan bahwa tidak ada masalah, namun para pelaku usaha justru mengatakan sebaliknya.
Dalam suasana forum yang penuh perhatian, Purbaya menyampaikan dengan nada tegas bahwa ia mencurigai laporan internal yang tidak sesuai kenyataan. Ia meminta Budi untuk mengirimkan laporan langsung kepadanya agar bisa menindaklanjuti persoalan tersebut secara lebih akurat.
Pernyataan itu mendapat sambutan tawa dari peserta rapat karena Purbaya mengungkapkan kecurigaannya terhadap kemungkinan anak buahnya memberikan informasi yang tidak jujur. Meski begitu, nada serius tetap terasa dalam komitmen untuk menuntaskan masalah ini.
Ia menegaskan bahwa pihaknya sedang melakukan pembersihan menyeluruh di tubuh Bea Cukai sebagai langkah pembenahan institusional. Purbaya menyebutkan bahwa Presiden Prabowo Subianto telah memberikan mandat khusus untuk memperbaiki kinerja lembaga tersebut.
Dalam forum tersebut, Purbaya kembali menyampaikan ancamannya untuk membekukan salah satu unit di Kementerian Keuangan itu jika dalam satu tahun tidak ada perbaikan signifikan. Ia bahkan mengatakan bahwa jika diperlukan, ia akan mengganti Bea Cukai dengan SGS sebagai lembaga pengawas.
Menurut Purbaya, langkah tegas perlu diambil agar pelayanan publik berjalan sebagaimana mestinya dan tidak merugikan industri dalam negeri. Ia menegaskan bahwa perbaikan harus dilakukan cepat agar kepercayaan publik terhadap Bea Cukai bisa dipulihkan.
Industri Baja Harap Pemerintah Mampu Menjamin Persaingan yang Sehat
Para pelaku usaha konstruksi baja berharap pemerintah menindaklanjuti keluhan yang telah disampaikan dengan langkah konkret. Mereka meminta agar pengawasan terhadap impor barang jadi diperketat untuk memastikan industri lokal tetap memiliki ruang untuk bersaing.
Budi kembali menegaskan bahwa barang yang dapat diproduksi di Indonesia seharusnya tidak diimpor dalam bentuk jadi. Ia menilai bahwa jika pengawasan berjalan ketat, perusahaan konstruksi baja lokal bisa kembali berkontribusi lebih besar terhadap proyek pembangunan nasional.
Pengusaha berharap pemerintah memahami bahwa industri baja lokal memiliki kapasitas memadai untuk memenuhi kebutuhan konstruksi dalam negeri. Menurut mereka, peluang kerja bagi tukang las dan bengkel las bisa kembali terbuka apabila arus impor dapat dikendalikan.
Para pelaku industri juga meyakini bahwa peningkatan pengawasan akan menciptakan kondisi yang lebih adil bagi pasar konstruksi nasional. Mereka berharap upaya pemerintah dalam melakukan reformasi di Bea Cukai benar-benar dapat membuahkan hasil yang dirasakan oleh seluruh sektor industri.
Dengan keluhan yang disampaikan secara terbuka di hadapan menteri, para pengusaha berharap ada perubahan nyata dalam waktu dekat. Mereka menilai bahwa perhatian serius dari pemerintah menjadi kunci untuk mengembalikan daya saing industri baja nasional.